Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton
Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton
ABSTRAK
Baja tulangan
adalah produk olahan hasil tambang yang akan habis. Sebagai alternatif dicoba pemakaian tulangan
bambu yang murah dan berkekuatan tinggi. Penelitian ini akan membandingkan kuat tarik Bambu Apus/Tali, Bambu Ori, dan Bambu Jawa/Kèlès yang
sudah dipilin dengan tegangan
leleh baja tulangan mutu U-22. Bambu akan diambil bagian kulitnya, dengan
dimensi 1x3x750 mm. Bagian kulit diambil tiga
helai
dan
dipilin, kemudian 15 pilinan disatukan dengan kawat bendrat sepanjang
pilinan bambu dengan jarak 20 mm. Lalu, dilakukan uji kuat tarik dengan acuan tegangan leleh baja tulangan
mutu U-22 pada PBBI 1971. Pilinan bambu jenis yang paling kuat akan diaplikasikan
pada balok beton fc-22,5 dengan dimensi 20x40x100 cm.
Dari hasil evaluasi ternyata kuat tarik
pilinan bambu tidak dapat melebihi tegangan leleh baja tulangan mutu U-22. Kuat tarik
2
pilinan bambu rata-rata terbesar adalah 1.989,97 kg/cm , lebih kecil 9,55 %
dari baja mutu
U-22, yaitu dari bambu jenis Apus. Gaya lentur yang dihasilkan dari balok bertulangan pilinan bambu apus lebih besar 75,49 % dari hasil perhitungan
balok normal secara teoritis
menggunakan tegangan baja.
Kata kunci : bambu, kuat tarik, balok, gaya lentur
1.
PENDAHULUAN
Konstruksi beton
bertulang bambu mengikuti desain, proporsi campuran yang sama dan teknik
konstruksi sebagaimana menggunakan baja sebagai penguat. Hanya tulangan baja
yang diganti dengan tulangan bambu.
Meski keberadaan bambu
sudah ditemukan berabad-abad, penggunaan bambu sebagai bahan penguat merupakan
inovasi di bidang konstruksi teknik sipil. Inovasi ini didasarkan pada studi
Clemson yang telah dilakukan di Clemson Agricultural College.
Bambu bersifat biodegradable
dan terbarukan. Ia hemat energi karena berasal dari alam dan ramah lingkungan.
Atas dasar sifat – sifat tersebut menjadikan bambu digunakan dalam bidang
konstruksi selama berabad-abad.
2.
Metode dan analisis data
Prosedur
pelaksanaan
penelitian
dimulai
dari persiapan pengambilan
bahan baku antara lain: Bambu Ori, Bambu Apus dan Bambu Jawa, pasir, kerikil, Semen
Portland dan air PDAM. Selanjutnya dilakukan uji fisik Pasir, Kerikil dan Semen Portland [4], kemudian dilakukan pengambilan
kulit bambu tebal 1cm lebar 3 cm dan panjang 75 cm lalu dipilin dan pilinan bambu tersebut
dikeringkan dipanas matahari selama 7 hari.
Dibuat masing-masing 3
tulangan dari 5
pilinan bambu Ori, Apus dan Jawa dengan diikat memakai kawat bendrat lalu dilakukan test tarik untuk menentukan jenis pilinan bambu
yang mana yang paling kuat. Kemudian dibuat balok beton dengan
tulangan bambu untuk dilakukan
test lentur [3] dan hasilnya dibandingkan dengan balok beton teoritis. Secara singkat dapat dilihat
pada bagan alur dibawah ini :
Gambar 2. Bagan Alur Pembuatan
Balok Beton dengan Tulangan
Bambu
3.
Hasil dan pembahasan
Penggunaan
baja sebagai bahan penguat merupakan permintaan yang meningkat dari hari ke
hari di sebagian besar negara berkembang. Bahkan ada kalanya dihadapkan pada
situasi ketika produksi baja tidak dapat mencukupi permintaan.
Oleh
karena itu penting untuk memiliki bahan alternatif lain yang setidaknya
memiliki nilai sebanding dengan baja. Bambu mudah didapatkan dan memiliki
kekuatan, sehingga ia bisa memenuhi permintaan sebagai bahan penguat dan
menjadi pengganti baja yang ideal.
Sifat
kekuatan tarik yang merupakan kebutuhan utama bahan penguat terlihat cukup
berarti pada bambu, dibandingkan dengan bahan lain termasuk baja. Struktur
bambu secara alamiah memberikan sifat – sifat ini.
Struktur
tubular berongga yang menyebabkan bambu memiliki ketahanan tinggi terhadap
kekuatan angin saat berada di habitat alam. Upaya dalam mengatasi kelemahan
bambu dan menghadirkan inovasi bambu sebagai struktural pengganti baja, akan
menjadi alternatif yang menarik.
Bambu sebagai Penguat untuk Konstruksi Beton
Bahan
yang digunakan sebagai penguat pada beton harus memiliki semua sifat penting
untuk membuat elemen aktif secara struktural di bawah beban. Dalam kasus baja,
kita memproduksinya sesuai proporsi yang diinginkan dan menguji nilai kekuatan
dasar sebagai pengecekan kualitasnya.
Begitu
pula proses yang harus dilakukan terhadap bambu. Bambu ditemukan di alam,
mereka memiliki spesies yang berbeda. Setiap spesies berbeda karakteristik,
tekstur, ketebalan dan kekuatannya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui
spesies mana yang terbaik untuk memperkuat dan mana yang tidak.
Pemilihan Bambu untuk Konstruksi Beton Bertulang
Pemilihan
bambu untuk penguatan bisa dilakukan berdasarkan faktor-faktor dan beberapa
pertimbangan berikut:
·
Warna
dan Umur – Menggunakan bambu yang memiliki warna coklat terang. Ini menunjukkan
umur bambu minimal 3 tahun.
·
Diameter
– Gunakan salah satu bambu dengan ruas yang besar dan panjang
·
Waktu
– Cobalah untuk menghindari bambu yang dipanen pada musim panas.
·
Spesies
– Di antara 1500 jenis bambu, yang terbaik harus diperiksa, diuji untuk
memenuhi kebutuhan sebagai bahan penguat.
Sifat Material Bambu untuk Beton Bertulang
Bambu
berasal dari bahan orthotropik. Memiliki serat di dalamnya. Ia memperoleh
kekuatan tertinggi di sepanjang serat dan kekuatan rendah pada arah melintang.
Bambu
memiliki struktur bahan komposit dengan serat selulosa yang sejajar dengan
panjangnya. Ia memiliki serat tebal yang tinggi di sepanjang bagian luar bambu,
yang merupakan alasan utama mengapa bambu mampu melawan kekuatan angin yang sangat
besar.
Properti Penyerapan Air Pada Bambu
Kebutuhan
utama bambu saat digunakan dalam penguatan adalah kekhawatiran penyerapan air.
Kapasitas penyerapan air dipelajari pada berbagai jenis bambu. Di antaranya
Dendrocalamus giganteus, yang dikenal sebagai DG dan Bambusa vulgaris keras,
BVS adalah bambu yang kurang menyerap air. Namun, tiTingkat Penyerapan Air dari
berbagai jenis bambu dengan waktu
Untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam impermeabilitas, upaya tertentu perlu
dilakukan. Zat perawatan yang akan dipaparkan pada bahan bambu harus
mempertimbangkan tiga faktor utama:
1.
Sifat
adhesi bahan terhadap bambu dan beton
2.
Pembentukan
permukaan kasar pada bambu untuk ikatan sempurna
3.
Sifat
penolakan air dari zat pengobatan yang digunakan
4.
Kekuatan
Bambu terhadap Bonding
Seperti
pada kasus rebar baja dengan beberapa rusuk di dalamnya, yang memudahkan ikatan
dengan beton, bambu juga harus memiliki adhesi yang sesuai dengan beton.
Kekuatan
ikatan didasarkan pada sifat semen perekat dan kekuatan tekan yang terbentuk
pada permukaan batang penguat. Bambu yang tidak diolah atau memperoleh
perlakuan, mempengaruhi kekuatan ikatan dengan cara berikut:
a)
Dengan mendorong beton menjauh, dengan pembengkakan bahan bambu
b)
Dengan pembentukan void di dalam beton
c)
Dengan pembentukan retakan sebagai produk formasi void
Daya Tahan Bambu
Propertinya
sebagai produk alami membuatnya lebih mudah terpapar perantara lingkungan dan
serangga. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan
pengawetan pada bambu.
Proses
pengawetan memungkinkan perawatan kandungan kelembaban dan zat pati di
dalamnya, yang menjadi alasan utama daya tarik serangga. Pengobatannya efektif
hanya jika bambu yang dipilih itu benar. Seperti yang disebutkan dalam seleksi
bambu.
Pengawetan
bambu bisa dilakukan baik dengan cara:
·
Pengawetan di tempat
·
Perendaman
·
Pemanasan atau pengeringan
·
Pengasapan
Perlakuan
harus dilakukan saat bambu dalam kondisi kering sehingga penetrasi terjadi
dengan cara yang tepat. Perlakuan pengawetan yang dilakukan pada bambu untuk
menjaga faktor daya tahan seharusnya tidak berpengaruh pada komposisi kimia.
Perlakuan itu sendiri harus bertahan, tanpa terkena oleh air atau dalam kondisi
lembab jika perlu.
Daya
tahan menjadi perhatian utama bahan bambu. Sifat fisik dan kimia dari bambu
ditemukan tinggi dengan kadar kelembaban rendah di dalamnya. Kandungan
kelembaban yang rendah ini akan menghindarkan berbagai jamur bersarang di
bambu.
Penguatan
bambu ditemukan lebih tahan lama dibanding baja jika sudah menjalani perawatan
yang tepat.
Prinsip Desain Beton Bertulang Bambu
Desain
beton bertulang bambu ini mirip dengan desain beton bertulang baja. Sifat
mekanik tulangan bambu yang digunakan untuk disain dapat diasumsikan sesuai
tabel di bawah ini.
Tabel :
Sifat Mekanis Penguatan Bambu
Sifat
Mekanis
|
Lambang
|
Nilai
(psi)
|
Kekuatan tekan maksimal
|
-
|
8.000
|
Tegangan tekan yang
diijinkan
|
s
|
4.000
|
Kekuatan tekanan
maksimum
|
-
|
18.000
|
Tegangan tarik yang
diijinkan
|
s
|
4.000
|
Tegangan ikatan yang
diijinkan
|
u
|
50
|
Modulus elastisitas
|
E
|
2.5×106
|
sumber : The
constructor
ikons.id
ikons.id
Prosedur
dan persamaan untuk perancangan beton bertulang baja dapat digunakan untuk
desain beton bertulang bambu dengan menggunakan sifat mekanik tulangan bambu
sebagai pengganti tulangan baja dalam sebuah perhitungan.
Bambu
terkait kelenturan sebagaimana balok dan papan menghasilkan beberapa retak pada
beban servis normal karena modulus elastisitasnya yang rendah. Jika retakan
pada bambu tidak dapat ditolerir untuk anggota struktur, maka disain struktur
dapat dilakukan disain baja bertulang atau desain berdasarkan bagian yang tidak
memerlukan penguat.
Ikatan
antara beton dan bambu sebagai penguat harus dilakukan untuk desain. Bambu yang
sudah dibelah memberikan ikatan yang lebih baik dengan beton daripada bambu
utuh saat digunakan sebagai penguat. Bambu harus dipecah dan asalkan lebih
rapat di lapisan penguat untuk ikatan yang lebih baik dengan beton.
Proporsi Campuran Beton untuk Beton Bertulang Bambu
Rasio
semen-air memegang peranan penting dalam kekuatan dan daya tahan beton
bertulang. Bambu yang menjadi bahan bangunan alami memiliki khasiat menyerap
air seperti yang telah dibahas sebelumnya. Penyerapan air menyebabkan
pembengkakan bambu.
Dengan
demikian, proporsi campuran beton untuk beton bertulang bambu harus memiliki
rasio air semen serendah mungkin. Hal ini juga harus dipertimbangkan untuk
menggunakan beton dengan kekuatan semen awal yang tinggi untuk meminimalkan
retakan akibat pembengkakan bambu.
Desain
campuran beton dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan untuk struktur,
sebagaimana desain struktural. Karena penggunaan penguat tidak berpengaruh
terhadap kebutuhan kekuatan tekan beton, proporsi campuran beton bertulang
bambu dapat sama dengan desain campuran beton bertulang baja.
4.
Kesimpulan
Metode yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang baja dapat
digunakan untuk beton bertulang bambu. Ini hanya penggantian baja dengan
tulangan bambu. Semua proses lain untuk konstruksi beton bertulang bambu tetap
sama seperti konstruksi beton konvensional.
5.
Daftar Pustaka
Best casinos in the world to play blackjack, slots and video
BalasHapushari-hari-hari-hotel-casino-online-casinos-in-us หาเงินออนไลน์ · blackjack (blackjack) · roulette (no titanium flat iron Blackjack https://septcasino.com/review/merit-casino/ Video Poker · Video Poker · Video Poker · casinosites.one Video herzamanindir poker